SINOPSIS
Tuti dan Maria adalah kakak beradik yang berbeda perangainya, dimana
keduanya sangat bertolak belakang. Tuti seorang kakak yang selalu serius dan
aktif dalam berbagai kegiatan wanita sedangkan adiknya Maria adalah adik yang
lincah dan periang sehingga semua orang yang berada di dekatnya pasti akan
menyenangi kehadirannya semua itu berbeda dengan kakaknya Tuti yang selalu
sibuk dengan acara pemberian orasi-orasi penting pada setiap kaum wanita yang
sedang menuntut persamaan dengan kaum wanita. Ditengah-tengah kesibukan dan
perbedaan kedua gadis ini, muncullah
seorang pria yang bernama Yusuf, seorang mahasiswa kedokteran, yang pada zaman
itu lebih dikenal dengan sebutan Sekolah Tabib Tinggi semenjak pertemuan dengan Maria yang pertama di gedung
akuarium Pasar Ikan, antara Maria dan Yusuf timbul perasaan sehingga mereka
menjadi sepasang kekasih yang menyenangkan.
Sementara itu dengan Tuti sangat berbeda apa lagi setelah Tuti melihat
kisah cinta Maria dan Yusuf sehingga timbul dalam fikirannya untuk memiliki seorang
kekasih pula, tetapi sayangnya Tuti menyia-nyiakan kesempatan saat Supomo
memberikan surat cinta padanya, Tuti menolak cinta Supomo yang di awali dari
surat cinta yang dikiriminya, hanya karena Supomo adalah bukanlah lelaki
idamannya padahal Supomo adalah pemuda yang terpelajar baik dan berbudi luhur. Sejak
hari itu hari-hari Tuti semakin disibukkan dengan kegiatan organisasi kaum
wanitanya serta melakukan
kegiatan-kegiatan kegemarannya membaca-baca buku hingga membuatnya sedikit
melupakan angan-angannya tentang seorang kekasih.
Dilain hari kisah cinta Maria dan Yusuf semakin memasuki jenjang yang
lebih serius hingga pada suatu waktu yusuf dibawa oleh Maria menemui
keluarganya. Setelah melalui tahap-tahap perkenalan dan perbincangan yang lebih
jauh dengan keluarga Maria tentang hubungannya dengan Maria, pertemuan dengan
keluarga, dan kunjungan oleh Yusuf sehigga menghasilkan jawaban yang baik dari
keluarga Maria, akhirnya dalam waktu dekat pula diadakanlah ikatan pertunangan
antara Maria dan Yusuf.
Hati Tuti pun sangat terharu dengan keadaan adiknya yang sekarang telah
melalui hari pertunangannya, dan tidak lama lagi pernikahan merekapun akan tiba
pula. Tetapi pada kenyataannya yang terjadi sangatlah berbeda dan diluar dugaan
Maria, Yusuf dan keluarga, ternyata pada saat menjelang hari pernikahannya,
Maria jatuh sakit penyakit yang dideritanyapun bukanlah penyakit yang sepele
sebab nyatanya dokter telah memvonis Maria dengan penyakit yang di deritanya
yaitu malaria dan TBC, sehingga Maria haruslah dirawat dirumah sakit Sanatorium
Pacet yang tidak membuahkan hasil sehat Mariapun harus dirawat diSanatorium
Pacet karena jika Maria dirawat di rumahnya sendiri yang ditakutkan oleh
keluarganya adalah penyakit TBC yang dideritanya karna kabarnya pada zaman itu
penyakit TBC dapat menjadi virus dengan cepat sebab TBC dapat berpindah seiring
pergumulannya nanti dengan kelurganya.
Seiring waktu yang berjalan, penyakit Maria semakin parah dan semakin
tidak dapat dijamin kesembuhannya. Tidak lama kemudian disanatorium Pacet Maria
harus berjuang antara hidup dan mati tetapi apa daya jika ajal telah menjemput
apapun usaha manusiakan sia-sia. Akhirnya Mariapun menghembuskan nafasnya yang
terakhir disanatorium Pacet. Tetapi sebelum ajal datang menjemput Maria keluarganya
telah berada disampingnya dan pada saat nafas yang paling terakhir, Maria
berpesan kepada kakaknya Tuti agar kakaknya itu bersedia menerima Yusuf agar
tidak ada kekecewaan dan penyesalan dihati Yusuf kepada Maria.
Hati Tutipun saat itu terkejut atas permintaaan Maria tetapi Tuti tidak
menolak permintaan Maria adiknya itu dan akhirnya dimulailah pertunangan antara
Tuti dan Yusuf. Selanjutnya Tuti dan Yusufpun kemudian menikah dan menjadi
keluarga yang bahagia selamanya.
UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK
UNSUR INSTRINSIK
Tema : Percintaan
Alur : Maju
Bahasa : Menurut EYD dan tidak
baku
Latar/ Setting : - Gedung akuarium dipasar ikan
-
Rumah
sakit disanatorium pancet
-
Gedung Permufakatan
Sudut
pandang : Orang
Ketiga
Penokohan :
1.
Maria
Lincah
dan periang serta disenangi banyak orang.
2.
Tuti
Wawasan luas
dan modern serta berkarir tinggi di antara persatuan organisasi wanita.
3.
Yusuf
Baik hati
dan berbudi luhur.
4.
Supomo
Baik hati
dan berbudi luhur.
5.
Wiriatmaja
Ayah Maria
dan Tutu baik hati. Pemegang teguh agama dan penyayang.
6.
Juru Rawat
Seorang uang
baik dan suka bercanda.
AMANAT
1.
Jangan iri dengan hebahagiaan orang lain dan jangan
membandingkan dengan diri sendiri syukuri apa yang ada serta apa yang terjadi
dalam kehidupanmu
2.
Masalah yang datang
harus dihadapi, bukan dihindarkan dengan mencaripelarian, seperti perkawinan
yang digunakan untuk pelarian mencari perlindungan, belas kasihan, dan pelarian
dari rasa kesepian atau demi status budaya sosial.
3.
Perempuan harus memiliki pengetahuan yang luas
sehingga dapat memberikan pengaruh yang sangat besar didalam kehidupan
berbangsa dan bernegara dengan demikian perempuan dapat lebih dihargai
kedudukannya di masyarakat.
4.
Jangan mementingkan diri sendiri,
dan jangan meremehkan orang lain di karena
kan ingin memiliki segalannya
UNSUR EKSTRINSIK
A.
NILAI MORAL
Sesuai cerita diatas disana kita dapat mengambil moral yang baik ,melalui
tokoh Tuti dan Maria, dimana saat salah satu diantara saudara kita mendapatkan
kebahagian kita tidak boleh iri dan membuat semua itu kacau dan berikhlas
hatilah akan apapun yang didapat orang lain tanpa membandingkan dengan diri
sendiri.
B.
NILAI SOSIAL
Nilai sosial yang ada dalam cerita diatas adalah dimana semua keluarga
antara keluarga Yusuf, Mari, Tuti, dan Supomo adalah dari keluarga berada dan
memiliki pendidian yang baik, semua tokoh berasal dari masyarakat yang berbudi
luhur dan berpengertian yang baik.
C.
NILAI BUDAYA
Budaya yang dipakai dalam cerita tidaklah dibahas sebab keadaaan suasana dakam
cerita adalah kota jakarta dalam cerita juga bahasanya bahasa tidak asing yaitu
sesuai EYD yang berlaku, jadi budayanya tidak diketahui.
KOMENTAR
LAYAR TERKEMBANG DAN BELENGGU
Dalam
menghadapi suatu masalah, kita harus tegar dan jangan mudah menyerah. Kita
harus hadapi masalah tersebut dengan usaha, kesabaran, dan berserah diri kepada
Tuhan. Kita tidak boleh pasrah dengan kehidupan yang suram karena kita yang
menentukan kehidupan kita suram atau tidaknya melalui kerja keras kita, bukan
kehidupan yang menentukan kita tetapi sekalipun begitu kiya juga jangan lupa
kepada yang kuasa sebab tanpa izinnya emua usaha kita sis-sia. Dan untuk
mencapai hal itu, kita harus mempunyai pendirian yang teguh serta semangat
untuk mencapai tujuan yang kita cita-citakan.
Novel
ini juga memberikan sebuah arti dari kesetiaan, jika mencintai seseorang, kita
harus bisa menerima dia apa adanya dan kita harus benar-benar memperjuangkannya
seperti pada sifat tokoh yusuf. Selain itu, dari novel ini, memberikan pelajaran tentang sebuah pilihan.
Dimana kita harus memiliki sebuah harapan atau cita-cita dan kita harus berani
mengungkapkan apa yang kita cita-citakan itu. Kita juga harus berani dalam
berkata tidak untuk sesuatu yang tidak kita sukai karena melakukan sesuatu
tanpa ada rasa senang hanya akan membebani diri kita dan tidak akan menimbulkan
kebahagiaan.
Novel
ini mengajarkan kepada saya untuk saling menghargai dan peduli terhadap sesama
manusia dan terhadap alam. Juga mengajarkan tentang pentingnya pendidikan bagi
kita. Serta pentingnya yang bersaudara agar tidak saling menyakiti sesama
manusia orang lain ataupun keluarga. Karena untuk mencapai tujuan, kita harus
memiliki ilmu pengetahuan agar tidak tertinggal dengan orang lain dan mampu
bersaing di masyarakat serta budi luhur dan pekerti yang baik. Dengan memiliki
pengetahuan yang luas kita dapat memberikan pengaruh yang sangat besar didalam
kehidupan Bangsa dan Negara dan bukan hanya bangsa dan negara tetapi juga
dengan saudara ataupun keluarga.
DAFTAR
PUSTAKA
Margasari,
Puri. 1936. Layar Terkembang. Jakarta : Pt Persero,Jl..Gunung Sehari Raya Pane, arjmin.
1995. Belenggu. Jakarta : Dian Rakyat
by. LaLa Sinaga
by. LaLa Sinaga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar